Followers

Friday 14 October 2011

MIMPI

Pengarang: Kahlil Gibran
Kala malam datang dan rasa kantuk membentangkan selimutnya di wajah bumi, aku bangun dan berjalan ke laut,
“Laut tidak pernah tidur, dan dalam keterjagaannya itu laut menjadi penghibur bagi jiwa yang terjaga.”,

Ketika aku sampai di pantai, kabus dari gunung menjuntaikan kakinya seperti selembar jilbab yang menghiasi wajah seorang gadis.
Aku melihat ombak yang berdeburan. Aku mendengar puji-pujiannya kepada Tuhan
dan bermeditasi di atas kekuatan abadi yang tersembunyi di dalam ombak-ombak itu – kekuatan yang lari bersama angin,
mendaki gunung, tersenyum lewat bibir sang mawar dan menyanyi dengan desiran air yang mengalir di parit-parit.

Lalu aku melihat tiga Putera Kegelapan duduk di atas sebongkah batu.
Aku menghampirinya seolah-olah ada kekuatan yang menarikku tanpa aku dapat melawannya.

Aku berhenti beberapa langkah dari Putera Kegelapan itu seakan-akan ada tenaga magis yang menahanku.
Saat itu, salah satunya berdiri dan dengan suara yang seolah berasal dari dalam laut ia berkata:
“Hidup tanpa cinta ibarat pohon yang tidak berbunga dan berbuah. Dan cinta tanpa keindahan seperti bunga tanpa aroma semerbak
dan seperti buah tanpa biji. Hidup, cinta dan keindahan adalah tiga dalam satu, yang tidak dapat dipisahkan ataupun diubah.”

Putera kedua berkata dengan suara bergema seperti air terjun,
”Hidup tanpa berjuang seperti empat musim yang kehilangan musim bunganya. Dan perjuangan tanpa hak seperti padang pasir yang tandus.
Hidup, perjuangan dan hak adalah tiga dalam satu yang tidak dapat dipisahkan ataupun diubah.”

Kemudian Putera ketiga membuka mulutnya seperti dentuman halilintar :

“Hidup tanpa kebebasan seperti tubuh tanpa jiwa, dan kebebasan tanpa akal seperti roh yang kebingungan.
Hidup, kebebasan dan akal adalah tiga dalam satu, abadi dan tidak pernah sirna.”
Selanjutnya ketiga-tiganya berdiri dan berkata dengan suara yang menggerunkan sekali:

Itulah anak-anak cinta,
Buah dari perjuangan,
Akibat dari kebebasan,
Tiga manifestasi Tuhan,
Dan Tuhan adalah ungkapan
dari alam yang bijaksana.

Saat itu diam melangut, hanya gemersik sayap-sayap yang tak nampak dan getaran tubuh-tubuh halus yang terus-menerus.

Aku menutup mata dan mendengar gema yang baru saja berlalu. Ketika aku membuka mataku,
aku tidak lagi melihat Putera-Putera Kegelapan itu, hanya laut yang dipeluk halimunan.
Aku duduk, tidak memandang apa-apa pun kecuali asap dupa yang menggulung ke syurga


p/s:my peberet nih

Kunyanyikan Rindu



di sini
di antara kemeriahan dan bintang
aku memilih sunyi
di mana telah tertanam rimbunan rindu untukmu
disaat malam menjelang
hingga terdampar di subuh hari
dan untuk kesekian kalinya
aku merasa kau begitu jauh
meski kita masih saling berteduh
di bawah langit yang sama
kekasihku...
jika kau percaya angin adalah satu
jika kau percaya samudera adalah biru
akan kunyanyikan rindu ini
setiap detik,setiap saat,setiap waktu,
hingga nafasku terhenti dan…..
aku kembali ke pangkuan Ilahi

Dugaan





SEIRING dengan kejadian manusia, turut diciptakan Allah ialah akal bagi membezakan mereka dengan makhluk lain. Akal juga sepatutnya menjadi pendinding kepada tindak tanduk yang memudaratkan diri dalam menghadapi segala bentuk dugaan kerana janji Allah setiap ujian itu didatangkan untuk menguji keimanan.
Allah juga tidak akan menurunkan dugaan yang melampaui kemampuan manusia tetapi jika namanya makhluk lemah ujian yang sedikit pun dipandang berat. Lebih-lebih lagi jika ujian yang menimpa sukar diterima akal.

Wednesday 12 October 2011

Apabila Pena Menari



Apabila pena menari
Hati berbunga seharum kasturi

Apabila pena menari
Tajam menikam memanah hati

Apabila pena menari
Ku coret catatan hati

Sekadar berkongsi ilmu dan isi
Melakar warna serata alam ini

Agar terhibur calar dan luka di hati
Apabila pena menari

Ku hulurkan cinta seikhlas hati
Mekar semerbak di seluruh jiwaku ini..sekian

Selamat Datang

Selamat datang ke dunia penuh cinta & kasih sayang